MAKALAH
IMAN KEPADA ALLAH SWT
Disusun oleh
:
Yudi Anggara
Muhfadz 105811112116
Irmawati 105811112216
Nurjanna 105811114216
TEKNIK SIPIL PENGAIRAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Perihal mengenai Aqidah
ataupun Tauhid tak akan lepas dari Arkanul Iman (Rukun Iman).Secara bahasa
Aqidah diartikan dengan : Simpulan,ikatan dan sangkutan.Secara teknis diartikan
dengan : Iman,kepercayaan dan keyakinan[1][1].Adapun pandangan Ulama’ Islam menetapkan : Aqidah
adalah kepercayaan yang sesuai dengan kenyataan yang dapat dikuatkan dengan
dalil.
Iman atau percaya kepada Tuhan merupakan fitrah manusia sebagai makhluk
yang diciptakan,karena ia tak mampu hadir tanpa ada yang menghadirkan.Petunjuk
akal telah menyatakan kewujudan Allah,karena seluruh makhluk yang ada
ini,termasuk yang sudah berlalu maupun yang akan datang kemudian,sudah tentu
ada pencipta yang menciptakannya[2][2].Yang artinya,tidak ada suatu hasil penciptaan tanpa
Pencipta .”Apabila anda ditanya,dengan apa anda mengenala Rabb anda?Maka
jawablah,dengan ayat-ayat dan makhluk-makhluk-Nya.Diantara ayat-ayat-Nya adalah
malam,siang,matahai dan bulan.Diantara makhluk-makhluk-Nya adalah tujuh langit
dan tujuh bumi beserta siapa saja yang berada didalamnya serta apa saja yang
berada diantara keduanya[3][3]
Pencakupan Iman kepada
Allah swt mencakup empat hal : 1).Iman kepada kewujudan(adanya
allah),2).Iman kepada Rububiyyah-Nya,3).Iman kepada Uluhiyyah-Nya,4).Iman
kepada nama-nama dan sifat-Nya[4][4].
B.
RUMUSAN MASALAH
1.Apa yang dimaksud dengan iman kepada Allah swt?
2.Bagaimana ruang lingkup beriman (ma’rifat)kepada Allah swt?
3.Mengapa kita wajib mengimani akan adannya Tuhan (Allah)?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Iman kepada Allah swt
Kata Iman berasal dari bahasa arab yaitu
“امن “ yang artinya aman,damai,tentram.Dalam pengertian lain adalah :
Keyakinan,kepercayaan.M Hasbi Ash-Shiddiqi dalam bukunya “Sejarah dan
Pengantar I Tauhid / Kalam”,Aqidah Atau Iman
menurut bahasa adalah : sesuatu yang dipegang teguh dan terhujam kuat di
dalam lubuk jiwa dan tak dapat beralih padanya[5][5].Sedangkan pengertian Iman kepada Allah swt secara istilah adalah mempercayai dengan
sepenuh hati Allah (Tuhan) sebagai Pencipta dari segala yang ada dialam semesta
ini,dengan mencakup syarat – syarat beriman kepada allah swt sebagai Tuhan yang
dilandasi oleh dalil naqli ataupun aqli.Hal-hal yang mengungkap tentang
mempercayai allah sebagai tuhan dapat ditemukan didalam landasan naqli (ayat
tertulis) ataupun landasan aqli (dengan menggunakan akal/rasionalitas).Ketika
kepercayaan kepada Allah tidaklah mantap,maka kepercayaan yang lain tidaklah
mantap pula.Oleh karena itu,Allah dan rasul-Nya memerintahkan kepada manusia
untuk memantapkan kepercayaan kepada Allah.
Allah berfirman”
Artinya: “Bahwasannya Tuhanmu hanyalah Tuhan yang Esa.Karena itu
mantapkanlah pendirianmu kepada-Nya” (QS.Fushshilat:6)
Dalam hadits lain dikatakan,
Artinya:”Katakanlah:Aku telah beriman (percaya) kepada Allah kemudian
mantapkanlah pendirianmu.”(HR.MUSLIM)
Untuk memantapkan
kepercayaan kepada allah, maka haruslah dibuktikan ada dan Esa-Nya Allah swt
dengan bukti-bukti atau dalil-dalil yang banyak dan meyakinkan.Dalam
membahas dalil atau bukti yang tekstual ataupun yang tidak tektual,maka kita
sebagai manusia yang berfikir,tentunya akan mempertimbangkan bukti
tekstual(dalil naqli) dengan logika manusia sebagai komplementer rasional bukti
adanya kekuatan selain dari diri mereka tentang adanya Tuhan.Petunjuk syar’i
juga menyatakan kewujudan adanya allah,sebab kitab-kitab samawi seluruhnya
menyatakan demikian.Hal-hal yang dibawa oleh kitab-kitab samawi tersebut berupa
hukum-hukum yang menjamin kemaslahatan makhluk merupakan bukti bahwa hal itu
datang dari Rabb yang Maha Bijaksana.Konteks mengimani dan mempercayai Allah swt
tidaklah hanya sekedar mengucap tanpa dibarengi tanggung jawab sebagai
makhluk,akan tetapi harus disertai dengan tindakan yang berlandaskan syari’at
yang ditetapkan oleh Tuhan yang mereka Imani.
B.
Ruang Lingkup beriman (ma’rifat) kepada Allah swt
Ma’rifat berasaldari kata –عرف yang artinya : mengetahui atau mengenal[6][6].Ketika kita mencoba berma’rifat kepada Allah dan
mencoba lebih mengenal Allah,tentunya kita disisi lain haruslah memahami konsep
ketuhanan yang jelas dan memposisikan Tuhan dalam kehidupan
sehari-hari.Dinamakan ma’rifat karena pembicaraannya yang pokok adalah mengenal
Allah swt[7][7].Disisi lain hal yang akan kita lakukan setelah
mempercayai dan mengimani akan adanya sesuatu adalah kita berusaha berma’rifat
dan mengenal kepada apa yang kita telah percayai.Demikian pula ketika kita
berbicara tentang Iman kepada Allah swt,sebagai makhluk yang diciptakan
oleh Sang Khaliq(Maha Pencipta) yang telah kita Imani sebelum kita lebih jauh
dan berma’rifat kepada-Nya.
Firman Allah ,
ياايهاالناس اعبدواربكم الذي خلقكم والذين من قبلكم لعلكم تتقون®الذي جعل لكم
الارض فراشاوالسماءبناءوانزل من السماء ماءفاخرج به من الثمرات رزقالكم
فلاتجعلوالله انداداوانتم تعلمون®
Artinya:”Wahai manusia,sembahlah Rabbmu yang telah menciptakanmu,dan
orang-orang sebelum mu agar kamu bertaqwa.Dialah yang menjadikan bumi sebagai
hamparan bagimu dan langit sebagai atap,dan Dia menurunkan hujan air(hujan)
dari langit,lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai
rezeki untukmu,karena itu jangan mengadakan tandiingan bagi Allah ,padahal kamu
mengetahui” (QS.Al-Baqarah:21-22)
Pembahasan mengenai
ruang lingkup kita dalam berma’rifat atau mengenal Allah swt kemudian
mempercayai-Nya mencakup empat hal [8][8]:
1. Iman kepada Kewujudan (adanya) Allah swt
Kewujudan akan adanya Allah telah dibuktikan oleh fitrah kita sebagai
manusia yang berakal,syara’ dan indra.Petunjuk akan adanya allah swt lewat
aqli atau akal manusia menjelaskan segala yang dahulu pernah ada,pada saat ini
ada,dan yang akan datang kemudian,sudah tentu secara rasional menunjukan adanya
Pencipta.Tidak mungkin makhluk itu mengadakan dirinya sendiri ataupun ada
begitu saja dengan sendirinya.Jika seseorang mengatakan semua didunia ini
adalah berdasarkan teori kebetulan (teori evolusi),maka seorang sarjana
amerika,Cressy Morrison menjadikan sebuah contoh,untuk melemahkan teori
kebetulan dari terbentuknya alam semesta (evolusi)
-------Kalau anda mempunyai sepuluh koin,pada masing-masing koin tersebut
anda tulisi angka satu sampai sepuluh.Masukkanlah koin tersebut kedalam kantong
saku anda dan campur adukkan dengan baik.Berikut ke-mungkin-an dan peluang yang
akhirnya mendekati titik mustahil;
a)
Kemungkinan mendapatkan
koin yang berangka dua,adalah sepersepuluh
b)
Kemungkinan mendapatkan koin yang berangka satu dan dua adalah seperseratus
c) Kemungkinan mendapatkan
koin yang berangka berurutan(1,2,3..ataupun 4,5,6..dst),adalah sepersepuluhribu
d)
Kemungkinan mendapatkan
koin yang berangka berurutan dari sepuluh kali pengambilan adalah sepersepuluh
bilyun dari pengambilan.
Contoh diatas mungkin sudah menggambarkan kemustahilan dari teori
kebetulan,apalagi untuk masalah sekompleks asal-usul seisi alamraya.
Allah swt telah menyebutan dalil aqli dan alasan yang qath’i ini
dalam al-qur’an
Artinya:”Apakah mereka
tercipta tanpa sesuatupun ,ataukah mereka yang menciptakan(diri mereka
sendiri)?.(QS.At-Thur:35)”
Dan hal itu menunjukan kewajiban mengimani dan mempercayai
akan adanya Allah swt sebagai pencipta alam semesta.
2.
Iman kepada Rububiyyah-Nya
Artinya ,bahwa Dia adalah satu-satunya Rabb yang tak mempunyai
sekutu ataupun penolong. Rabb adalah Dzat yang berwenang mencipta,memiliki,dan
memerintah.Tiada pencipta selain Allah,tiada yang memiliki kecualiAllah,serta
tiada yang berhak memerintah kecuali Allah.
Allah berfiman:
والامر........الا له الخلق
“Ingatlah mencipta dan
memerintah hanyalah wewenang Allah..”(QS.Al-A’raf:54)
Tidak ada makhluk yang mengingkari Allah swt sebagai
Rabb atau Tuhan ,kecuali ia sombong. Karena itu ,kaum musyrikin mengakui
rububiyyah Allah,namun mereka menyekutukan-Nya dalam hal
uluhiyyah-Nya(sesembahan).
Allah berfirman yang
artinya;
“Katakanlah,’kepunyaan
siapakah bumi ini dan semua yang ada padanya,jika kamu mengetahui?’Mereka
menjawab,’kepunyaan Allah’.Katakanlah,’Maka apakah kamu tidak
ingat?’Katakanlah,’Siapakah Rabb (yang
memiliki) langit yang tujuh serta singgasana yang besar?’Mereka akan
menjawab,’Allah yang memilikinya’.Katakanlah,’Maka apakah kamu tidak
bertaqwa?(QS.Al-Mukminun:84-87)
``Perintah”Rabb disini
meliputi segala perintah yang bersifat kauni(alam)dan syar’i.Dia adalah
pengatur alam semesta ini,yang mengatursegala apa yang apa di dalamnnya dengan
kehendak-Nya sendiri sejalan dengan hikmah-Nya;maka demikian juga,Dia adalah hakim yang mensyari’atkan
peribadahan-peribadahan dan hukum-hukum muamalat sejalan dengan hikmahNya
pula.Siapa saja yang menjadikan pensyari’at lain dalam masalah ibadah atau
menjadikan hakim lain dalam muamalah disamping Allah,maka ia telah menyekutukaNya
dan dengan demikian ia berarti belum merealisasikan keimanan.
3.Iman kepada
Uluhiyah-Nya
Artinya,bahwa Dia adalah satu-satunya ilah yang haq;tiada
sekutu bagi-Nya.kata
والهكم اله واحد لااله الاهوالرحمن الرحيم
Artinya:”Dan Tuhan kamu
adalah tuhan yang Maha Esa,tidak ada Tuhan selain Dia,Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang”(QS.Al-Baqarah:163)
Sebenarnya dalam kajian Trinitas/Trimurti,konsep tersebut termasuk
dalam Politheis,namun mereka tak mau dikatakan demikian.Bahkan mereka mengaku
termasuk Monotheis,dan menganggap 1=3 dan 3=1 adalah sama ,termasuk dalam hal
uluhiyah(sesembahan). Ibnu Rusyd mengemukakan kenyataan yang dianalogikan seperti
masalah tersebut : Kalau dalam satu negara ada dua Presiden,maka pastilah akan
terjadi kehancuran,kecuali yang satunya yang bekerja,dan yang lain
nganggur.Kalau hal ini dapat terjadi pada manusia, maka Tuhan tidak boleh
terjadi ,sebab yang nganggur itu tidak tepat dikatakan Tuhan.Dalam berma’rifat
kepada Allah swt ,setelah mengimani akan kewujudan Allah,selanjutnya
adalah menjadikan kita sebagai hamba,dan Dia sebagai Tuhan yang wajib disembah.
Firman Allah,
وما خلقت الجن والانسان الاليعبدون
Artinya:”Dan tidak
saya(Allah) ciptakan Jin dan Manusia,kecuali supaya mereka
menyembah-Ku”
4. Iman kepada Nama dan Sifat-sifat-Nya
Nama atau dalam bahasa arabnya ‘Asma’ biasanya digunakan untuk
menyebutkan sebuah –inisial-.Dalam pembahasan Nama-nama Allah atau “Asmaul-Husna
(Nama-nama yang baik)” tentunya kita sudah tahu bahkan hafal dengan
Asmaul-Husna yang berjumlah 99.Ketika kita berma’rifat,kita hendaknya
mengimani “Asmaul-Husna (Nama-nama yang baik)” dalam hati kita,dari
semua nama lain dari Allahu-ahad yang semuanya berarti baik(husna).
Firman Allah,
Artinya:”Dialah yang menciptakan,Yang Mengadakan,Yang Membentuk Rupa,Dia
memiliki Nama-nama yang Indah.Apa yang di langit dan di bumi bertasbih
kepada-Nya.Dan Dialah Yang Mahaperkasa,Maha Bijaksana”.(QS.Al-Hasyr:24)
Secara global,Allah itu bersifat dengan segala macam sifat-sifat
kesempurnaan. Karena itulah mustahil ia mempunyai kekurangan.
C.
Kewajiban Mengimani akan adanya Tuhan(Allah)
Fitrah seorang manusia sebagai makhluk yang ciptakan oleh Sang Pencipta “Created
by The Creator” memang tak bisa dipungkiri.Ketika kita berusaha mencari
sebuah asal mula sebuah penciptaan,pastinya kita akan bermuara pada Satu Dzat,yang
sebagai satu-satunya pemilik kekuatan terbesar dibalik teciptanya Alam Raya
ini.Misalkan,
o Kita membeli Sepeda
Motor yang bahan utamanya adalah besi,dan besi berasal dari biji besi,yang
terkandung lama didalam perut bumi,dan kita pastinya akan berfikir,Siapakah
Pencipta bumi dan seisi alam raya ini?’Dan dengan logika kita sendiri pastinya
akan menjawab “pastinya ada kekuatan besar yang Satu yang menciptakan
semuanya”.Dan disitu muncul Sang Pencipta dari segala penciptaan –Tuhan-
Mungkin ada segelintir manusia yang masih mengelakan fitrah nya
sendiri tentang Wujud Allah(Tuhan) ,atau sering disebut “Atheis”.Namun
dalam hati terkecilnya kontra dengan hal tersebut. Kewujudan yang telah
dibuktikan dengan dalil aqli dan naqli akan Allah setidaknya meningkat
iman kita manusia sebagai makhluk yang diciptakan Oleh Sang Pencipta.Teori yang
dianut oleh para Atheis yaitu Evolution
Theory menurut W.Schmidt “Adanya pada saat sekarang yang bertuhan
lebih dari satu dan yang mengelakkan adanya Tuhan,adalah disebabkan oleh
penyelewangan dalam proses Sejarah”.Hal ini mewajibkan manusia mengimani akan
adanya Tuhan dan sebagai muslim akan adanya Allahu-ahad.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Beriman dan mempercayai
akan adanya Allah adalah Fitrah manusia yang tak bisa dipungkiri
2.
Dalam proses
berma’rifat kepada Allah,hendaklah mencakup Empat aspek,
a)
Iman kepada kewujudan
b)
Iman kepada rubbubiyah
Allah
c)
Iman kepada uluhiyah
Allah
d)
Iman kepada nama dan
sifat Allah
3.
Fitrah manusia yang
diciptakan tidak lain hanya untuk beribadah kepada-nya.
B.
Saran
Demikian makalah ini kami
susun,semoga bermanfaat bagi kita semua.Mohon maaf bila ada kesalahan baik
dalam materi maupun penulisan, dan jangan copas.
#repost
Comments
Post a Comment